
Harga Ethereum Berpotensi Anjlok ke $1.500, Peluang Serok?
Harga Ethereum (ETH) terus mengalami tekanan, membuat para investor semakin cemas seiring dengan penurunannya terhadap aset kripto utama lainnya seperti Bitcoin.
Meskipun data inflasi konsumen AS yang dirilis pada hari Rabu lalu menunjukkan sedikit pelonggaran, yang seharusnya memberi ruang bagi Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada akhir 2025, hal ini gagal memberikan dorongan signifikan bagi Ethereum. Saat ini, harga ETH masih tertahan di bawah level $2.000.
Di sisi lain, aset kripto utama lainnya seperti Bitcoin, XRP, dan BNB telah menunjukkan pemulihan yang solid dari posisi terendahnya. Namun, rasio ETH/BTC justru turun ke level terendah dalam hampir lima tahun, yaitu di bawah 0,023.
Penurunan harga Ethereum yang semakin cepat dibandingkan Bitcoin menjadi perhatian utama bagi investor. Jika tren ini berlanjut, ETH berisiko menguji kembali level terendah tahun 2019 di sekitar 0,016 dalam waktu dekat.
Secara teknikal, grafik harga Ethereum memberikan sinyal bearish yang kuat. Dalam beberapa hari terakhir, ETH gagal menembus level resistance jangka panjang di $2.140 dan justru mengalami penolakan. Ini mengindikasikan bahwa kisaran harga $2.000-$4.000 yang terjadi sepanjang 2024 kemungkinan telah berakhir, dan Ethereum kemungkinan akan membentuk kisaran harga baru di level yang lebih rendah.
Saat ini, para investor melihat area support utama berikutnya berada di sekitar $1.500. Dalam kondisi makroekonomi yang tidak menentu, pengujian ulang level ini tampaknya sangat mungkin terjadi.
Ketidakpastian Makroekonomi Bisa Menambah Tekanan
Meskipun inflasi yang melemah memberi peluang bagi The Fed untuk bersikap lebih dovish pada 2025, kekhawatiran utama pasar masih berpusat pada meningkatnya risiko resesi di AS. Dampak kebijakan ekonomi yang ketat serta ketidakpastian terkait perang dagang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Jika indikator resesi terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang dan pasar tidak yakin bahwa The Fed akan turun tangan untuk menstabilkan ekonomi, maka sentimen risiko kemungkinan akan terus memburuk.
Di sisi lain, Bitcoin berpotensi bertahan lebih baik dibandingkan Ethereum berkat narasi yang semakin kuat sebagai aset safe-haven dan penyimpan nilai. Hal ini semakin diperkuat setelah pemerintahan Trump mengumumkan pembentukan cadangan strategis Bitcoin. Namun, Ethereum kemungkinan tidak akan mendapatkan manfaat serupa.
Apakah Saatnya Membeli Ethereum?
Bagi investor jangka panjang yang siap menghadapi volatilitas tinggi, membeli Ethereum saat mengalami penurunan bisa menjadi peluang menarik.
Ketidakpastian makroekonomi tidak akan berlangsung selamanya, dan pada akhirnya, kondisi keuangan AS kemungkinan akan kembali longgar, yang dapat meningkatkan likuiditas di pasar. Sejarah menunjukkan bahwa periode kinerja kuat Ethereum biasanya terjadi ketika The Fed meningkatkan likuiditas.
Selain itu, kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Trump bisa menjadi katalis positif bagi Ethereum dalam jangka panjang. Dukungan dari institusi besar seperti BlackRock juga menunjukkan bahwa Ethereum tetap menjadi blockchain smart contract paling terpercaya dan dominan di sektor DeFi.
Meskipun Ethereum menghadapi persaingan ketat dari blockchain lain yang lebih cepat dan efisien, statusnya sebagai jaringan paling terdesentralisasi dan aman masih menjadikannya pilihan utama bagi institusi keuangan besar yang ingin terlibat dalam DeFi.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, akumulasi ETH saat mendekati level $1.500 dengan strategi investasi jangka panjang bisa menjadi langkah yang menguntungkan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan Ethereum bisa mencapai $10.000 dalam empat tahun ke depan.