
Luno Hentikan Operasinya di Singapura, Pengguna Diharuskan WD Sebelum 20 Juni
Platform Cryptocurrency Luno akan menghentikan operasinya di Singapura mulai 20 Juni 2023, hanya satu tahun setelah menjangkau pasar di negara itu. Menurut pengumuman di situs webnya, perusahaan mengatakan bahwa keputusan itu diambil berdasarkan evaluasi rutin terkait strategi dan kehadirannya secara global.
Luno mengatakan telah menginformasikan Otoritas Moneter Singapura (MAS) untuk menarik lisensinya. Namun, perusahaan menekankan bahwa "Operasi kami di wilayah lain tidak terpengaruh oleh keputusan ini.”
Sehubungan dengan penutupan tersebut, pelanggan telah diminta untuk menarik semua cryptocurrency dan dolar Singapura (SGD) dari Dompet Luno mereka paling lambat 19 Juni. Karena mulai 20 Juni dan seterusnya, semua akun Luno milik pelanggan Singapura tidak bisa lagi diakses.
Pengguna juga akan dapat mentransfer kepemilikan crypto mereka ke platform atau dompet pribadi terkemuka lainnya.
Jika pelanggan tidak melakukan Withdraw (WD) sebelum 19 Juni 2023, maka simpanan crypto mereka akan dijual sesuai harga pasar dan disimpan sebagai SGD. Dalam hal ini, pelanggan akan dikenai biaya Jual/Beli Instan Luno sebesar 0,75%. Selanjutnya, dana tersebut akan disimpan oleh Luno atas nama pelanggan. Namun itu akan dibebankan biaya akun tidak aktif bulanan.
Kabar mengejutkan ini datang setelah Co-founder Luno Marcus Swanepoel mengundurkan diri sebagai CEO dan digantikan oleh James Lanigan yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Operating Officer.
Luno adalah platform pertukaran crypto yang memungkinkan pengguna membeli, menjual, dan menyimpan mata uang digital. Perusahaan ini berbasis di London, dan didirikan oleh Marcus Swanepoel dan Timothy Stranex pada tahun 2013. Pada September 2020, perusahaan ini diakuisisi oleh perusahaan modal ventura Digital Currency Group.
Luno menerima persetujuan dari MAS berdasarkan Undang-Undang Layanan Pembayaran untuk menyediakan layanan pembayaran token digital di Singapura pada April tahun lalu.