Para pelaku industri kripto yang ingin beroperasi di Uni Emirat Arab (UEA) akan menghadapi berbagai istilah dan akronim hukum yang kompleks. Dari SCA dan VARA hingga DMCC, ADGM, dan DFSA, memahami regulasi kripto di negara ini bisa menjadi tantangan tersendiri.

Namun, apakah sistem yang penuh dengan akronim ini merupakan bagian dari strategi untuk menjadikan UEA sebagai pusat kripto global, atau justru menjadi penghambat bagi ekosistemnya?

Memahami Akronim Regulasi Kripto di UEA

Untuk menyederhanakan sistem ini, kita bisa mengelompokkan akronim-akronim tersebut menjadi tiga kategori utama: lembaga regulator, zona ekonomi khusus (free zones), dan inisiatif pemerintah.

1. Lembaga Regulator

UEA memiliki beberapa otoritas regulasi yang bertanggung jawab atas berbagai aspek pasar keuangan dan aset kripto.

SCA (Securities and Commodities Authority): Didirikan pada tahun 2000, SCA bertanggung jawab mengawasi pasar keuangan UEA, termasuk Dubai Financial Market (DFM) dan Abu Dhabi Securities Exchange (ADX). Selain itu, SCA juga mengatur aset virtual dan kripto di seluruh UEA, kecuali di zona keuangan bebas dan emirat Dubai.

CBUAE (Central Bank of the UAE): Bank sentral ini mengatur layanan token pembayaran dan mekanisme pembayaran di UEA, termasuk stablecoin yang didukung oleh dirham UEA.

VARA (Virtual Asset Regulatory Authority): Regulator pertama di dunia yang didedikasikan khusus untuk aset virtual, didirikan pada 2022. VARA mengatur aktivitas kripto di Dubai, termasuk zona ekonomi bebas, kecuali Dubai International Financial Center (DIFC).

DFSA (Dubai Financial Services Authority): Otoritas ini mengawasi sektor keuangan di DIFC dan awalnya berhati-hati terhadap kripto. Namun, kini mereka mulai lebih terbuka dengan menerapkan Digital Assets Regime.

FSRA (Financial Services Regulatory Authority): Bertanggung jawab atas regulasi di Abu Dhabi Global Market (ADGM). FSRA adalah regulator pertama di dunia yang secara resmi mengawasi platform perdagangan aset kripto sejak 2018.

2. Zona Ekonomi Khusus (Free Zones) di UEA

UEA memiliki lebih dari 45 zona ekonomi khusus (free zones), yang didesain untuk mendorong pertumbuhan berbagai industri, termasuk kripto dan blockchain.

JAFZA (Jebel Ali Free Zone): Didirikan pada 1985, JAFZA adalah zona ekonomi bebas pertama di UEA dan telah menjadi model bagi zona ekonomi di seluruh dunia.

DMCC (Dubai Multi Commodities Centre): Dibentuk pada 2002, DMCC merupakan pusat perdagangan komoditas global dan saat ini menjadi rumah bagi DMCC Crypto Centre, yang mendukung perusahaan kripto dan blockchain.

DIFC (Dubai International Financial Centre): Zona keuangan yang didirikan pada 2004 dengan sistem hukum dan regulasi independen, diawasi oleh DFSA.

ADGM (Abu Dhabi Global Market): Didirikan pada 2013, ADGM adalah salah satu distrik keuangan terbesar di dunia dan sejak 2018 telah memiliki regulasi komprehensif untuk aset kripto, diawasi oleh FSRA.

DWTC (Dubai World Trade Centre): Sejak 2015, DWTC telah dikembangkan menjadi zona ekonomi bebas yang berfokus pada jaringan bisnis dan acara internasional. Sejak 2021, DWTC juga mulai menarik perusahaan kripto setelah menjalin kerja sama dengan SCA sebelum pembentukan VARA.

IFZA (International Free Zone Authority): Awalnya didirikan di Fujairah pada 2018, IFZA kini berlokasi di Dubai dan dikenal sebagai ekosistem bisnis yang terintegrasi.

RAKEZ (Ras Al Khaimah Economic Zone): Zona ekonomi di Ras Al Khaimah yang menarik bagi para pekerja lepas dan startup berkat sistem perizinan yang efisien.

3. Inisiatif Pemerintah

UEA memiliki berbagai program untuk mendorong inovasi di sektor kripto dan blockchain.

Hub71: Berbasis di Abu Dhabi, Hub71 merupakan ekosistem teknologi yang mendukung startup di bidang blockchain, kecerdasan buatan (AI), dan fintech dengan akses ke pendanaan, mentor, serta jaringan investor global.

DFA (Dubai Future Accelerators): Program inovasi yang mempertemukan lembaga pemerintah dan pelaku industri untuk mencari solusi terhadap tantangan masa depan, termasuk dalam teknologi blockchain dan Web3.