
Mengenal Worldcoin, dan Kenapa Crypto Milik CEO OpenAi iniJadi Kontroversi?
Worldcoin (WLD), cryptocurrency yang dikembangkan oleh Sam Altman, CEO OpenAI dan pencipta ChatGPT resmi diluncurkan pada tanggal 24 Juli. Berbagai pertukaran crypto telah mendaftarkan token ini di platform perdagangan mereka, termasuk Binance, Bybit, OKX, Gate, dan Huobi.
Worldcoin menawarkan "paspor digital" yang disebut World ID. Ini memungkinkan pengguna untuk memverifikasi diri mereka dan membuktikan bahwa mereka adalah manusia, bukan bot.
Meski hadir dengan inovasi AI yang luar biasa, proyek ini menuai kontroversi dan kritikan dari komunitas crypto, termasuk pendiri jaringan Ethereum Vitalik Buterin.
Apa itu Worldcoin?
Worldcoin adalah proyek yang dikembangkan oleh CEO OpenAI, bersama Alex Blania, mantan insinyur di Google dan Stripe.
Worldcoin bertujuan untuk memecahkan masalah yang membedakan antara manusia dan proyek yang berhubungan dengan bot. Masalah ini berawal dari meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) di hampir semua bidang kehidupan.
Sistem Worldcoin berputar di sekitar World ID, jaringan identitas global yang menjaga privasi. Menurut timnya, World ID akan menjadi paspor digital global yang dapat disimpan pengguna di ponsel mereka. Ini sangat berguna untuk membuktikan bahwa pengguna bukan robot tanpa perlu memberikan informasi pengenal pribadi ke situs web, seperti nomor telepon mereka.
Teknologinya menggunakan sistem proof-of-personhood, dan didasarkan pada perangkat biometrik yang disebut the orb.
The orb adalah benda logam yang dapat memindai iris mata seseorang. Setiap pengguna diberi pengidentifikasi unik yang disimpan di jaringan blockchain dengan zero-knowledge proofs. Menurut tim Worldcoin, sistem akan menangkap gambar dan iris mata setiap orang. Karena individu memiliki gambar dan iris yang unik, maka tidak mungkin untuk memalsukan identitas.
Kontroversi Worldcoin
Tak lama setelah Worldcoin (WLD) diluncurkan, sebuah video muncul di Twitter, yang menunjukkan Alex Blania, menolak untuk menanggapi pertanyaan tentang distribusi token Worldcoin, dalam wawancara dengan Bankless. Blania menggunakan "ketidakpastian regulasi di AS" sebagai alasan mengapa dia tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Video tersebut dengan cepat menjadi viral dan memicu kontroversi, apakah Worldcoin hanyalah 'ponzinomics' atau, memang, Alex Blania jujur mengapa dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
Namun, pengacara crypto terkenal John Deaton, yang mewakili beberapa pemegang XRP, dengan cepat bereaksi terhadap video tersebut. Deaton menulis di Twitter bahwa tindakan Blania cukup menjadi alasan bagi investor untuk kabur dari proyek tersebut.
Token WLD melonjak hingga $3,30 saat diluncurkan. Namun, tampaknya harga token tersebut bereaksi negatif terhadap masalah distribusi token dan masalah privasi lainnya karena turun hingga $1,66 pada hari Senin, menurut data dari CoinGeko. WLD saat ini diperdagangkan di harga $2,3463, dengan kenaikan 8,61% dalam 24 jam terakhir.
Vitalik Buterin Tekankan 4 Kelemahan Worldcoin
Dalam postingan blog yang panjang, pendiri Ethereum, Vitalik Buterin berpendapat bahwa sistem proof-of-personhood yang efektif dan andal, seperti Worldcoin, "tampaknya sangat berharga." Tapi dia memperingatkan bahwa itu memiliki risiko yang sangat besar.
Dia mencatat ada empat kelemahan potensial dalam sistem Worldcoin. Kekhawatiran pertama co-founder Ethereum ini berkaitan dengan memindai iris mata seseorang, yang menurutnya bisa mengambil lebih banyak data daripada yang terlihat, termasuk jenis kelamin seseorang, etnis dan bahkan kondisi medis tertentu.
Kedua, masalah aksesibilitas, dan seberapa besar itu bisa diakses dengan cepat dan mudah oleh siapa pun.
Ketiga, Buterin menyoroti bahwa meskipun lapisan perangkat lunak World ID sempurna dan sepenuhnya terdesentralisasi, Worldcoin Foundation masih memiliki kemampuan untuk memasukkan backdoor ke dalam sistem, sehingga memungkinkannya membuat banyak identitas manusia palsu.
Keempat, masalah keamanan. Buterin berpendapat bahwa smartphone pengguna dapat diretas, atau dipaksa untuk memindai iris mata mereka, dan ada kemungkinan pencetakan 3D "manusia palsu" yang dapat melewati pemindaian iris dan mendapatkan World ID.