
Sebanyak 78 Proyek Rug Pull Selama Q3 2023, 85 Persen Tidak Diaudit
Rug pull merupakan jenis penipuan terbesar dalam industri kripto selama kuartal ketiga tahun 2023. Metode ini mencakup sekitar 65,1% dari seluruh peretasan yang terjadi selama periode Juni-September 2023, menurut auditor keamanan Blockchain, Hacken.
Rug pull adalah istilah yang merujuk pada tindakan penipuan di mana pembuat proyek kripto atau tim pengembangnya secara tiba-tiba menarik semua dana dari proyek tersebut setelah berhasil mengumpulkan investasi dari para pemegang token.
Menurut laporan Hacken yang diterbitkan pada 25 Oktober, alasan utama di balik tingginya angka tersebut adalah mudahnya penipuan ini dilakukan. Yang mengkhawatirkan, laporan tersebut menyoroti bahwa ancaman ini tampaknya akan terus berlanjut, karena “pabrik token” terus memproduksi token palsu secara massal.
Meski demikian, rug pull bukanlah sesuatu yang sulit ditaklukkan. Faktanya, data Hacken menunjukkan bahwa penipuan ini termasuk yang paling mudah dideteksi dan dicegah.
Hacken mengungkapkan bahwa salah satu cara paling penting untuk menilai suatu proyek adalah dengan memeriksa audit pihak ketiga yang independen. Buktinya, 78 rug pull yang dianalisis oleh Hacken pada Q3, hanya 12 yang menjalani audit dalam bentuk apa pun. Artinya, 85% rug pull yang terjadi selama periode ini tidak diaudit.
Namun, audit bukanlah solusi mutlak. Bahkan jika suatu proyek telah melakukan audit, itu tidak menjamin kredibilitasnya. Artinya, bahkan ketika proyek kripto menyediakan audit, trader harus waspada untuk memeriksanya dengan benar.
Seperti yang diungkapkan Hacken, sebuah proyek mungkin telah menjalani audit tetapi berakhir dengan “skor buruk."
“Proyeknya bisa diaudit dan ada laporan auditnya, tapi nilainya buruk. Namun, pengguna mengabaikan hal ini dan menganggap fakta bahwa proyek tersebut telah diaudit saja sudah cukup," kata Hacken.
Dyma Budorin, salah satu pendiri dan CEO Hacken, juga menjelaskan mengapa beberapa investor mungkin menutup mata terhadap tanda bahaya yang mencolok tersebut. Menurut Budorin, kesuksesan pesat token tertentu, seperti Pepe dan Shiba Inu, yang mengubah investasi kecil menjadi keuntungan besar, memicu fenomena yang dikenal sebagai Fear of Missing Out (FOMO).
Budorin menyoroti bahwa terburu-buru untuk mendapatkan potensi keuntungan yang cepat menyebabkan banyak orang mengabaikan risiko yang nyata dan langsung terjun ke investasi yang tidak pasti.
"Penipu sangat menyadari hal ini, dan mereka sangat pandai meniru proyek yang sukses. Penipu sering merujuk pada proyek yang sedang berkembang, sehingga mengintensifkan FOMO pada peluang besar berikutnya," jelasnya.
Budorin juga menyinggung kesederhanaan proses investasi di dunia kripto, yang seringkali hanya melibatkan “beberapa klik.” CEO tersebut mencatat bahwa kemudahan ini secara tidak sengaja dapat memfasilitasi pengambilan keputusan yang impulsif, sehingga semakin memperparah masalah penipuan.