
Wallet MetaMask Mark Cuban Diretas, Crypto Senilai Rp13,3 Miliar Dicuri
Miliarder asal Amerika, Mark Cuban dilaporkan kehilangan kripto senilai $870.000 (Rp13,3 miliar) setelah wallet Metamask miliknya diretas.
Peretasan tersebut pertama kali ditemukan oleh detektif blockchain independen Wazz (@WazzCrypto) pada 15 September, yang melihat aktivitas mencurigakan dari salah satu dompet Cuban. Dompet ini dijuluki “Mark Cuban 2” di Etherscan, dan sudah tidak aktif selama hampir enam bulan.
Namun pada saat kejadian, cryptocurrency senilai sekitar $900,000 tiba-tiba dipindahkan dari dompet tersebut dalam waktu 10 menit. Menurut riwayat transaksi di Etherscan, beberapa aset yang ditransfer adalah USD Coin (USDC), Tether (USDT), dan Lido Staked Ether (stETH).
Menyusul pencurian dana tersebut. USDC senilai $2 juta kemudian ditarik dan dikirim ke Coinbase Custody. Namun, Cuban telah mengonfirmasi bahwa transfer yang terakhir ini dilakukan olehnya, dengan tujuan untuk mengamankan asetnya.
Dalam keterangannya pada DL News, Cuban mengungkapkan bahwa dia telah mengakses dompet MetaMask miliknya setelah berbulan-bulan tidak aktif dan menyatakan bahwa penyerang mungkin telah memantau tindakannya.
“Saya menggunakan MetaMask untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan. Mereka pasti sedang mengawasi saya," katanya.
Cuban kemudian menjelaskan bahwa dia yakin dia mungkin telah mengunduh versi dompet MetaMask yang telah disusupi, menjadikannya korban terbaru serangan phishing.
Untungnya, hanya satu akun MetaMask miliknya yang terpengaruh, sehingga aset lainnya tetap aman.
Hubungan Mark Cuban dengan industri mata uang kripto ditandai dengan evolusi dan kontroversi. Dia awalnya menyatakan skeptisismenya terhadap Bitcoin, dengan menyatakan bahwa dia lebih memilih pisang karena memiliki lebih banyak kegunaan.
Namun, dia kemudian mengubah pendiriannya dan mulai mendukung cryptocurrency seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan token non-fungible (NFT). Cuban juga membangun portofolio aset kripto yang terkenal dari waktu ke waktu.